Selasa, 16 Oktober 2007

Sikap Pemimpin, Pesan Bung Hatta

…Betul banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan di mana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu. Memang benar pepatah Jerman: Der Mensch ist, war es iszt, artinya “sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan” Seperti segala pepatah, perkataan itu ada mengandung kebenaran. Hanya terhadap seorang pemimpin kita harus mengambil ukuran yang berat.
Ia harus tahan sakit dan tahan coba, tidak boleh berubah karena kesusahan hidup Tidak heran, jika pergerakan rakyat yang memajukan pertentangan ini memberikan korban yang tidak sedikit. Berpuluh-puluh pemimpin kita yang meringkuk dalam bui sengsara dalam pembuangan di Boven Digul, dengan tiada mempunyai pengharapan akan kembali lagi. Berapakah diantara saudara-saudara yang masih kenal akan nama-nama mereka?
Tetapi pahlawan yang setia ini berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita, untuk mencapai kemakmuran rakyat dan tanah air. Untuk mencapai kemakmuran itu mereka bersedia hidup sengsara. Itulah pemberian mereka yang tidak mempunyai harta itu selain daripada semangatnya, keyakinan dan cita-citanya.
Mereka insaf akan tuntutan perjuangan: ‘Untuk mencapai cita-cita yang tinggi manusia melepaskan nyawanya pada tiang gantungan, mati dalam pembuangan, tetapi menyimpan senantiasa dalam hatinya yang luka wajah tanah air yang duka. Percobaan mereka adalah satu, yang hanya dapat dirasakan oleh orang yang sama mencoba.
Perjuangan mereka tidak pernah disorakkan, dan pahlawan-pahlawan yang tidak dikenal namanya itu dan tinggal di sana, untuk mencapai cita-cita, akan meninggal dengan tiada mencapai tujuannya. Hidup mereka tidak lain daripada berjuang, dan itulah percobaan untuk kemakmuran cita-cita”
Di sini, dengan penuh kesedihan, saya menyebut satu nama yang patut menjadi kenang-kenangan buat selama-lamanya: Tjipto Mangunkusumo, yang meninggal kemaren pagi dalam usia 58 tahun. Sejarah hidupnya mudah diterangkan dengan beberapa kata saja: jujur, setia, ksatria, berjuang, berkorban, pembuangan, penyakitan.
(Bung Hatta, Kebangsaan dan Kerakyatan)

0 komentar:

Template Design | Elque 2007